untuk menyamarkan mata tertutupmu, untuk mengetahui apa yang sanubarimu katakan.
masihkah kau ragu atas sanubarimu itu? atau kau tak pernah tahu arti dari sanubarimu?
ajak dia ke perjamuan makan bersama sukmamu, biarkan dia senang lalu kau mulai obrolkan.
sesekali berdehem, lalu kau tanyakan.
apa saja yang menjadi gundahmu, antara rencana-rencana dan pilihan-pilihan mu.
atau bahkan lebih dari itu,
dia selalu berkata seperti yang kau inginkan, sekalipun kau bilang salah.
dia tak pernah salah, ayo kecilkan harmonikamu itu!
tak tahukah kau, karena dia adalah kau.
kau yang bebas dari belenggu yang papa.
walau kau sendiri tak ingin mengakuinya.
cukup ikuti, dan percayalah pada yang di Atas.
buka matamu, silakan kau keraskan lagi harmonikamu.
(Sleman/Abrid/Januari/2015)
Kali ini soal sebelum tidur, dimana alunan Depapepe - Ame Agari jadi musik pengiringku, yah.. satu hal terus menggangu jalan pikirku, dimana aku harus memilih suatu hal. akhirnya aku harus mengecilkan suara ame agari ku tadi, aku mulai memejamkan mataku. aku mulai bertanya pada hati kecilku. Aku tahu apa yang dikatakan hati kecilku, tapi aku terlalu ragu untuk mempercayainya. Aku mulai linglung akan pilihanku kali ini.
Tapi benar kata Bapak, "ati ora bakal ngapusi", Kurasa musik ame agari ku terlalu keras, akan kucilkan lagi untuk mendapatkan fokus pemikiranku. Musik ini terlalu menyenangkan untuk didengarkan, baik-baik aku kecilkan.
"ati ora bakal ngapusi", hati tak akan pernah berbohong. Yah tentu, aku tahu kata hatiku itu.. aku harus mulai percaya. Hatiku berkata tanpa ada tekanan. Atau pikirku yang berkata tanpa ada tekanan? perasaan atau pikiran yang sepertinya tertekan? entah-entah, sekiranya aku harus bercakap pada Allah, yah.. aku ingat aku belum ambil wudhu shalat isya' ku..
Mari keraskan lagi musik ame agari, yah.. setelah shalat isya'ku ... tentu saja,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar