halo cermin dan bayangan. Kau selalu bisa menunjukkan apa yang sedang kurasakan, kau selalu ikut sedih dan senang seperti diriku ini, bukankah kita cocok? lantas mengapa kita tak melebur menjadi satu, hingga semua orang tahu.. bahwa kamu lah yang paling bisa mengerti diriku ini. diriku yang malang dan merasa sepi di tengah keramaian. diriku yang bahkan tak bisa merasa sedih dalam kesedihan. Aku ingin kembali, di masa dimana aku masih kecil, bebas dari belenggu yang tak kutahu apa yang membelenggu. Otak bebal dengan hal-hal kecil yang tak pernah tahu harus di selesaikan dari mana. Selalu dan hanya berputar disana. Aku ingin mencintaimu bayanganku, mencintai engkau cermin, engkau ayah ibu adik.. hamba mulai mengantuk pagi ini. Maaf
Lalu sebelum kupejam sebentar, aku ingin bertanya dan terus bertanya, hingga aku lelah sendiri atau yah aku terpejam sudah karena kantuk. Mungkin aku lah yang akan menjawab pertanyaanku sendiri, aku tak yakin mereka bisa menjawab, setidaknya mereka menjawab apa yang ingin aku dengar. Jawaban mendayu, menenangkan telinga, tapi tidak hati ini. Hati yang tahu bahwa memang tak ada jawabannya, kecuali aku berhenti bertanya.
Tentang definisi bahagia. Bahagiamu bahagiaku bahagia mereka.
Jamuan makan dan sendawa kecil di meja makan. Tentang cerita coral di laut atau bahkan bunga kol yang tumbuh di tanah. ada yang sesederhana itu, ada pula yang tidak. Kebanyakan hanya menjawab dengan sederhana. Ada masa dimana bahagiaku harus di korbankan untuk bahagia orang lain. Bisa jadi sesederhana tadi sebenarnya tidak membahagiakan orang lain. Kenapa aku ingin bahagia? apakah ada yang pernah tahu itu? kenapa kita tak memilih sakit dan sedih saja, kenapa harus senang kenapa harus bahagia. Aku ingin terus bertanya bertanya dan seperti kataku tadi, tak pernah ada jawaban yang ingin kudengar, kecuali akhirnya aku menjawab sendiri pertanyaanku. dan aku sadar, aku hanya menanyakan hal yang bodoh.
hahaha, kantuk benar benar datang. Dasar kau pencuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar